Sejarah Lambang Palang Merah, Bulan Sabit Merah dan Kristal Merah
https://pmideliserdang.blogspot.com/2015/06/sejarah-lambang-palang-merah-bulan.html
Kalo kita bicara sejarah atau asal mula penggunaan lambang palang merah, sebenarnya lambang palang merah itu sudah digunakan oleh ICRC (International Committee of the Red Cross).
Semenjak organisasi itu didirikan pada tahun 1863, oleh Henry Dunant dan kawan-kawan.
Nah pada waktu itu, sebenarnya Organisasi Komite Internasional Palang Merah namanya pun masih Komite Internasional untuk orang yang terluka dan sakit, tetapi karena kemudian dia memakai lambang palang merah, maka lebih dikenal dengan komite internasional palang merah.
Dan kemudian 1 tahun setelah ICRC berdiri kemudian negara-negara di inisiasi atau diperkasai oleh negara Swiss yang tentunya juga atas dorongan dari Henry Dunant dan Kawan-kawan itu membuat perjanjian internasional yang namanya Konfrensi Jenewa untuk perbaikan orang yang terluka dan sakit disebut konfrensi jenewa tahun 1864.
Nah, didalam perjanjian itu disebutkan bahwa tentara yang terluka dan sakit harus dikumpulkan dan dirawat karena dia sudah tidak berperang lagi. Oleh karena itu tenaga medis khususnya personil medis dari angkatan perang yang sedang berperang itu harus diberi kesempatan untuk membantu tentara yang terluka dan sakit, nah supaya si personil medis supaya bisa melindungi atau aman menjalankan tugasnya maka ditetapkan dalam konfrensi itu bahwa para personil medis angkatan perang itu boleh menggunakan dan berhak menggunakan lambang palang merah.
Nah, ternyata lambangnya yang dipilih sama digunakan oleh ICRC. Oleh karena itu kita lihatlah jadi sama penggunaanya.
Dan memang didalam konfrensi jenewa itu sendiri ICRC diberi mandat untuk membantu negara-negara melindungi atau merawat orang-orang yang terluka dan sakit atau menjadi korban dalam situasi perang.
Nah, kemudian setelah itu hampir semua negara sampai sekarang ini mengesahkan konfrensi jenewa tentang perlindungan tentara terluka dan sakit. Tapi sekarang konfrensi Jenewanya sudah berkembang semenjak tahun 1949, namanya sekarang adalah konfrensi-konfrensi jenewa tahun 1949 tantang perlindungan korban perang.
Nah, jadi kita lihat di 4 konfrensi jenewa ini masing-masing memfokuskan perlindungan kepada korban perang, yaitu:
1. Tentara terluka dalam pertempuran didarat
2. Korban perang dari kapal perang yang karam
3. Tawanan perang, sebagai korban perang
4. Berbicara tentang perlindungan korban yang datang dari penduduk sipil dan orang-orang sipil.
Nah, didalam 4 konfrensi jenewa 1949 itu tetap ditegaskan bahwa personil kesehatan angkatan perang setiap negara, berhak menggunakan lambang Palang merah juga ICRC tetap berhak menggunakan lambang sedemikian.
Kemudian ditetapkan juga didalam konfrensi-konfrensi jenewa itu bahwa setiap negara diharapkan membuat perhimpunan nasional (Sukarelawan), yang akan berkerja sama dengan ICRC.
Nah, perhimpuan nasional sukarelawan itu kemudian dalam prakteknya disebut perhimpunan nasional Palang Merah (contoh Palang Merah Indonesia, Palang Merah Belanda).
Tapi kemudian didalam konfrensi jenewa 1949 itu sendiri sudah ada kententuan baru yang sebenarnya sudah ditetapakan sejak tahun 1929. Bahwa negara-negara boleh memilih untuk menggunakan lambang bagi dinas kesehatan angkatan perangnya dan perhimpunan nasional sukarelawannya yang akan bergabung dengan ICRC yaitu boleh menggunakan lambang Palang Merah atau lambang Bulan Sabit Merah.
Dalam lambang bulan sabit merah ini kemudian dimasukan didalam konfrensi jenewa, itu adalah berkat usulan dari negara Turki. Karena sebelum tahun 1929 itu Turki berperang dengan Rusia.
Nah, kemudian Turki meminta kepada Konfrensi-konfrensi Internasional agar negaranya boleh menggunakan lambang bulan sabit merah sebagai pengganti lambang palang merah. Karena pada waktu itu Turki mengatakan belum mampu memberikan penjelasan kepada warganya bahwa lambang palang merah itu berbeda dengan lambang salib.
Oleh karena itulah masyarakat Internasional karena Turki meminta seperti itu dan juga Turki menjanjikan bahwa walaupun mereka memakai lambang bulan sabit merah meminta masyarakat internasional mengakui lambang bulan sabit merah yang dipakainya setara dengan lambang palang merah, tetapi Turki sendiri juga menegaskan bahwa Turki akan melindungi dan menghormati lambang palang merah yang digunakan oleh negara lain.